PERCOBAAN V
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Judul : KOLESTEROL
Tujuan : 1. Mengamati reaksi oksidasi kolesterol
2. Mengetahui
adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan
secara kualitatif dan bentuk kristal kolesterol
Hari/Tanggal : Kamis
/ 11 April 2013
Tempat : Laboratorium Kimia
PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
DASAR TEORI
Lipid
merupakan senyawa yang tersusun oleh rantai hidrokarbon yang panjang sehingga
tidak larut dalam air. Secara umum dibagi menjadi golongan lipid sederhana dan
lipid kompleks. Lipid sederhana adalah senyawa yang tidak mempunyai gugus ester
dan tidak dapat dihidrolisis, meliputi steroid. Glolongan lipid kompleks
tersusun oleh senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat
dihidrolisis, meliputi minyak, lemak dan lilin.
Lemak atau minyak
nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak
yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang
sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan.
Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karbosilat dengan alkohol yang
dapat dikatalisis oleh asam mineral, misalnya asam sulfat atau asam klorida.
Reaksi yang terjadi merupakan suatu keseimbangan. Apabila digunakan asam dalam
jumlah yang sama, pada keadaan seimbang akan diperoleh 67 % ester. Hasil ini
ditingkat dengan menggunakan pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air
dari campuran.
Lemak netral
tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya menyerupai ester. Asamnya
terdiri atas asam-asam monokarbosilat yang tidak bercabang, yaitu asam lemak
sedangkan komponen alkoholnya gliserin merupakan suatu alkohol. Banyaknya asam
karbosilat yang diikatkan pada gliserin menghasilkan mono dan trigiserida.
Gliserol merupakan suatu trihidroksi alkohol yang terdiri
atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat
diperoleh dengan jalan penguapan hati-hati kemudian dimurnikan dengan destilasi
pada tekanan rendah.
Gliserol yang
diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang
tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis.
Steroid
merupakan lipid yang banyak dialam. Pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam
bentuk sterol bebas, sterol berikatan dengan glikosida atau sterol yang
berbentuk ester. Dari kelompok
sterol, kolesterol merupakan salah satu yang paling melimpah. Kolesterol adalah salah
satu jenis lemak yang di buat di hati dan ditemukan pada makanan hewani.
Kolesterol adalah salah satu
sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari rumus kolesterol dapat
dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom nomor 3 mempunyai posisi
beta oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.
Kolesterol
adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid)
yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya.
Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid
yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon.
Berikut struktur dari kolesterol :
Gambar 1.Struktur dasar dari kolesterol
Kolesterol
diperlukan oleh fungsi tubuh yang penting seperti :
(a) Membangun dinding sel
(b) Melindungai jaringan saraf
(c) Membuat hormon
(d)Ada dua tipe kolesterol.
(e) Yang
baik. (HDL atau High Density Lipid)
(f) Yang
jahat dan jelek (LDL or Low Density Lipid.)
Kolesterol dapat larut dalam
pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila
terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal
yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur
150-151oC.
Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja
yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas
normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi
dapat diturunkan dengan simvastatin.
Endapan kolesterol apabila
terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga
berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan
pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah
terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih
keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya.
Adanya kolesterol dapat
ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya
adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan
larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati maka
bagian asam berwarna kekuningan dengan flouresensi hijau bila dikenai cahaya.
Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu.
Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambahan anhidrida asam asetat dan
asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah,
kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau
yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Karenanya
reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara
kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram tiap 100
mL darah.
II.
ALAT DAN
BAHAN
Alat-alat yang digunakan adalah :
1)
Tabung reaksi 6 buah
2)
Rak tabung reaksi 1 buah
3)
Pipet tetes 1 buah
4)
Gelas kimia 50 mL 3 buah
5)
Pengangas air 1 buah
6)
Gelas ukur 10 mL 2 buah
7)
Batang pengaduk 1 buah
8)
Spatula 1
buah
9)
Penjepit 2
buah
10)
Mikroskop 1
buah
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1)
Kloroform
2)
Kolesterol 0,5%
3)
Gliserol
4)
Etanol
5)
Putih telur ayam
6)
Putih telur itik
7)
Kuning telur ayam
8)
Kuning telur itik
9)
Reagen benedict
10)
NaOH
11)
CuSO4
12)
Asam asetat
13)
Anhidrat asetat
III.
PROSEDUR
KERJA
3.1
Oksidasi
Gliserol dan Klaesterol
1)
Menambahkan
2 mL reagen Benedict ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 2 mL gliserol,
gliserida dan kolesterol. Mencampurkan dengan baik.
2)
Memanaskan
ketiga tabung tersebut dalam penangas air dan mencatat perubahan yang terjadi.
3)
Mengganti
reagen Benedict pada percobaan di atas dengan campuran 1 mL Tembaga (II) sulfat
dan 0,5 mL NaOH. Mencatat perubahan yang
terjadi
3.2
Uji
Kolesterol Sampel
1)
Memasukkan 1
mL sampel kedalam tabung reaksi yang
bersih dan kering.
2)
Menambahkan
2 mL kloroform dan 10 tetes asetat anhidrat ke dalam tabung reaksi.
3)
Menambahkan
dengan hati-hati kira-kira 3 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung,
mengocok dengan hati-hati dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
4)
Bila muncul
warana merah, hijau, dan biru menandakan adanya kolesterol. Untuk sampel
telur digunakan bagian putih dan kuning telurnya.
3.3
Uji Larutan
Kolesterol Sebagai Pembanding
1)
Meneteskan
5 tetes kolesterol 0,5 % ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan 3 tetes anhidrat asetat.
Memperhatikan perubahan warna yang terjadi.
2)
Melarutkan serbuk kolesterol dalam kloroform
lalu menambahkan 1 tetes asam sulfat
pekat dan anhidrida asetat, mengocoknya. Memeperhatikan perubahan warna
yang terjadi.
3.4
Bentuk
Kristal Kolesterol
Melarutkan
sedikit kristal kolesterol dengan 2 mL etanol panas pada kaja objek.
Mendinginkan dan mengamati kristal kolesterol dengan mikroskop. Menggambar
bentuk kristalnya
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Percobaan
|
Hasil pengamatan
|
Oksidasi Gliserol dan kolesterol
-
2
mL reagen Benedict + 2 mL gliserol
-
Memanaskan.
-
2
mL reagen Benedict + 2 mL Kloesterol.
-
Memanaskan.
-
2 mL gliserol + 1 mL CuSO4 + NaOH
0,5 mL
-
Memanaskan
-
2 mL kolesterol + 1 mL CuSO4 + NaOH
0,5 mL
-
Memanaskan
Identifikasi Kolesterol
-
Kuning telur ayam + 2 mL Kloroform + 10 tetes
anhidrat asetat + 3 tetes H2SO4 pekat dan mengocoknya.
-
Putih telur ayam + 2 mL Kloroform + 10 tetes anhidrat
asetat + 3 tetes H2SO4 pekat dan mengocoknya.
-
Kuning telur itik + 2 mL Kloroform + 10 tetes
anhidrat asetat + 3 tetes H2SO4 pekat dan mengocoknya.
-
Putih telur
itik + 2 mL Kloroform + 10 tetes anhidrat asetat + 3 tetes H2SO4
pekat dan mengocoknya
Kolesterol sebgai Pembanding
-
5 tetes 0,5 %
+ 1 tetes H2SO4 pekat + 3 tetes anhidrat asetat.
Bentuk Kristal Kolesterol
-
2 mL kolesterol + 2 mL etanol panas pada kaca objaek,
mendinginkan dan mengamati Kristal kolesterol dengan mikroskop
|
Warna larutan biru muda
Larutan
berwarna terang
Larutan
terdapat dua alpisan bagian atas berwarna putih busa dan bwah berwarna biru
Terdapat dua
lapisan bag.atas biru keruh, ba.bawah berwarna biru
Larutan
berwarna biru bening
Larutan
berwarna biru bening
Larutan
terbentuk 2 lapisan. Lap.atas keruh, lap.bawah biru berendapan
Larutan
berwarna biru keruh dan berendapan berwarna biru kehijauan.
Terbentuk 3
lapisan
Atas : Hijau
Tengah :
Kuning
Bawah : Putih
Campuran
terasa panas
Terbentuk 4
lapisan
Atas :kuning,
Tengah 1:putih, Tengah 2:Bening , Bawah :Putih.
Terbentuk 2
lapisan. Atas : jingga kemerahan, bawah : jingga keruh. Campuran terasa panas
Terbentek 2
lapisan. Atas : putih, bawah : bening. Campuran terasa panas.
Larutan Keruh.
|
V.
ANALISIS
DATA
5.1
Oksidasi Gliserol, kuning telur dan
kolesterol.
Pada percobaan yang telah
dilakukan, ada 2 jenis yang
dipelajari sifat reaksi oksidasinya yaitu gliserol dan kolesterol.
Hal pertama yang dilakukan
pada percobaan ini adalah menambahkan 2 mL reagen Benedict ke dalam senyawa
lipid yang di uji. Penambahan reagen Benedict pada gliserol menghasilkan larutan
berwarna muda sedangkan
penambahan reagen Benedict pada kolesterol menghasilkan 2 lapisan yaitu lapisan
atas biru keruh dan bawah berwarna biru. Kedua tabung
kemudian dipanas di dalam gelas kimia yang berisi air di penangas air.
Pemanasan campuran gliserol dengan reagen Benedict menghasilkan larutan yang tetap
yaitu berwarna biru namun lebih bening dari sebelum pemanasan.
Sedangkan pada Pemanasan campuran kolesterol dengan reagen Benedict membentuk 2
lapisan kembali, namun pada lapisan atas berubah menjadi berwana biru keruh dan
lapisan bawah berwarna biru.
Gliserol dan kolesterol merupakan
Derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid.
Adapun sifat fisika dari lipid
adalah :
1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam 1
atau lebih dari 1 pelarut organik misalnya eter, kloroform.
2. Ada hubungan dengan asam lemak atau
esternya.
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh
makhluk hidup.
Kolesterol merupakan salah satu lipid pembentuk membran sel. Dari hasil
pembuktian kimia dan dari hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop
elektron serta dari hasil analisis persamaan dalam sifat-sifat lapisan ganda
dari fosfolipid sintetik serta sifat-sifat membran alami. Bagian matriks atau
bagian yang berkesinambungan dari struktur membran adalah lapisan ganda lipida
polar. Lapisan ini bersifat fluida karena ekor hidrofobik dari kandungan lipid
polarnya. Kolesterol merupakan penyusun lipid membran (25%) sehingga kolesterol
juga bersifat fluida dari kolesterol adanya ekor. Hidrofobik menyebabkan adanya
pergerakan akibat perbedaan kepolaran dengan larutan dan juga adanya
peningkatan suhu.
Lipid selain dapat mengalami hidrolisis juga dapat mengalami oksidasi.
Oksidasi ini dimulai dengan pembentukkan radikal bebas karena adanya faktor
yang mempercepat reaksi misalnya panas, cahaya, peroksida lemak atau
hidroperoksida, logam berat (seperti Fe, Co, Cu) serta logam pengering. Umumnya
reaksi oksidasi lipid terjadi melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Inisiasi.
Pada reaksi Inisiasi molekul
dan asam lemak tidak jenuh melepaskan 1 atom H dengan adanya cahaya atau
Oksigen dan membentuk radikal bebas.
2. Propagasi.
Pada keadaan ini terbentuk
radikal bebas peroksida dan hidroperoksida serta radikal baru.
3. Terminasi.
Pada tingkat Terminasi ini
hidroperoksida terurai menjadi senyawa karbonil asam, alcohol dan sebagainya.
Selain dengan reagen Benedict,
gliserol, gliserida (kuning telur ayam ras) dan kolesterol juga dapat mengalami
reaksi oksidasi dengan adanya penambahan campuran antara CuSO4
dengan NaOH serta dengan pemanasan. Adanya reaksi oksidasi ini ditandai dengan
terbentuknya endapan dan larutan berwarna.
Dari percobaan penambahan
gliserol dengan campuran antara CuSO4 dengan NaOH maka akan
menghasilkan biru bening
setelah dipanaskan maka larutan menjadi biru muda dan lebih bening. Sedangkan penambahan kolesterol
dengan CuSO4 dan
0,5 mL NaOH maka terbentuk 2 lapisan yaitu pada bagian atas keruh dan pada bagian bawah berwarna
biru berendapan. Setelah itu
campuran dipanaskan maka lapisan atas berwarna biru keruh sedangkan pada bagian bawahnya menjadi biru
kehijauan (dalam bentuk endapan).
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa percobaan ini ada sifat fluida dari
kolesterol.
5.2
Identifikasi Kolesterol.
Pada uji kolesterol secara
kualitatif, mengunakan sampel telur ayam dan telur itik serta larutan kolesterol 5% dalam kloroform yang
digunakan sebagai pembanding. Percobaan identifikasi kolesterol ini
bertujuan mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam bahan secara kualitatif
dan bentuk kristal kolesterol yang di analisis secara teoritis. Adapun sampel
yang digunakan pada percobaan ini adalah putih telur ayam, putih telur itik,
kuning telur ayam, kuning telur itik serta kolesterol 0,5% sebagai sampel pembanding.
Adanya kolesterol dapat ditentukan
dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi
Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati,
maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai
cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi menjadi
merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut
mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi
Lieberman Burchard.
Kuning Telur Ayam
Percobaan pertama yaitu pada kuning telur ayam kemudian menambahkan 2 mL
kloroform, 2 tetes Anhidrat Asetat dan 10 tetes H2SO4
kemudian mengocok campuran. Pada campuran ini terdapat 3 lapisan, pada bagian
atas berwarna hijau, bagian tengah berwarna kuning dan bagian bawah berwarna
putih. Campuran ini terasa panas saat tabung dipegang.
Putih Telur Ayam
Percobaan pertama yaitu pada putih telur ayam kemudian menambahkan 2 mL
kloroform, 2 tetes Anhidrat Asetat dan 10 tetes H2SO4
kemudian mengocok campuran. Pada campuran ini terdapat 4 lapisan, pada bagian
atas berwarna kuning, bagian tengah berwarna putih dan bening dan bagian bawah
berwarna putih. Campuran ini terasa panas saat tabung dipegang.
Kuning Telur Itik
Percobaan pertama yaitu pada kuning telur itik kemudian menambahkan 2 mL
kloroform, 2 tetes Anhidrat Asetat dan 10 tetes H2SO4
kemudian mengocok campuran. Pada campuran ini terdapat 2 lapisan, pada bagian
atas berwarna jingga kemerahan (orange) dan bagian bawah berwarna jingga keruh.
Campuran ini terasa panas saat tabung dipegang.
Putih Telur Itik
Percobaan pertama yaitu pada putih telur itik kemudian menambahkan 2 mL
kloroform, 2 tetes Anhidrat Asetat dan 10 tetes H2SO4
kemudian mengocok campuran. Pada campuran ini terdapat 2 lapisan, pada bagian
atas berwarna putih dan bagian bawah berwarna bening. Campuran ini terasa panas
saat tabung dipegang.
Kolesterol Pembanding
Pada percobaan kelima ini yaitu sebagai kolesterol pembanding. 5 tetes
kolestreol 0,5% + 1 tetes H2SO4 + Anhidrat Asetat kemudian mengocok campuran.
Pada campuran ini warna yang dihasilkan adalah keruh, hal ini tidak sesuai
dengan dengan literature. Seharusnya warna dari pembanding ini menunujuakan uji
positif.
Penambahan kloroform
berfungsi untuk melarutkan kolesterol yang terkandung di dalam sampel. Fungsi dari kloroform adalah untuk
melarutkan lemak karena sifat dari lemak atau lipid adalah non polar. Sesuai
dengan prinsip “like disolve like”
maka senyawa non polar akan larut pada pelarut non polar.
Di dalam kloroform yang
mengandung kolesterol ditambahkan asetat anhidrat. Alasan digunakannya asetat
anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan
membentuk turunan asetil yang akan bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk
larutan berwarna. H2SO4
ini berfungsi untuk memutuskan ikatan ester pada lemak. Jika ada kolesterol
akan terbentuk lapisan merah pada permukaan larutan dan H2SO4
berwarna kuning. Percobaan lain
menjelaskan bahwa adanya kandungan kolesterol terlihat jika warna tersebut dimulai dari merah, biru
sampai warna hijau. Warna ini disebabkan karena adanya gugus hidroksi (−OH) dari kolesterol bereaksi dengan
pereaksi Lieberman Burchard dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh
dalam cincin yang berdekatan. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air
maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi
berjalan dan turunan asetil tidak akan terbentuk. Karena itu jugalah digunakan
kloroform yang merupakan senyawa non polar sehingga tidak mengandung air yang
bersifat polar.
Adapun reaksi yang terjadi pada uji
Lieberman Burchard ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Reaksi pada uji Lieberman Burchard
Gambar 3.
Biosintesis Kolesterol
Dari 4 sampel yang digunakan 3
sampel menunjukan uji positif dan 1 sampel menunjukkan uji negatif. Sampel
putih telur iti menunjukan hasil negatif, padahal kolesterol adalah lemak yang
dapat disintesis oleh hewan dan dalam hal ini termasuk itik. Berdasarkan hasil
percobaan ternyata tidak terdapat warna yang menunjukkan adanya kolesterol.
Namun hal ini belum tentu, karena kemungkinan rendahnya kadar kolesterol yang
dimiliki putih telur itik membauatnya tidak nampak jelas pada percobaan serta
kemungkinan terlalu sedikitnya sampel yang digunakan dalam uji ini.
Sedangkan pada Kolesterol pembanding
juga terjadi uji negatif. Hal ini terjadi karena sampel kolesterol 0,5%
tersebut di dalam etanol dan bukan di dalam kloroform sehingga kolesterol tidak
dapat larut dan tidak terjadi reaksi dengan pereaksi LB. seharusnya digunakan
pelarut yang bersifat lebih non-polar seperti kloroform.
Jadi terbukti bahwa warna-warna yang terbentuk pada sampel setelah diuji
dengan pereaksi LB menunjukkan bahwa
sampel tersebut mengandung kolesterol.
Kolesterol dapat berbentuk Kristal, pada percobaan 2 mL kolesterol + 2mL
etanol panas pada kaca objek, kemudian mendinginkan dan mengamati Kristal
kolesterol dangan mikroskrop.
Sedikit kristal kolesterol dicampurkan
dengan etanol. Penambahan
etanol ini tidak dapat melarutkan kirstal kolestetol karena perbedaan sifat
kepolaran yakni etanol bersifat polar sedangkan kolesterol bersifat non polar,
sehingga kristal kolesterol tidak dapat larut dalam etanol dingin. Kemudian
pemanasan campuran dilakukan agar kristal kolesterol melarut. Pelarutan ini
disebabkan kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak yaitu alkohol panas,
karena itulah ketika etanol sudah panas maka kristal dapat larut. Hal ini
dikarenakan perubahan sifat kepolaran dari etanol, dimana dalam kondisi dingin
etanol bersifat polar sedangkan dalam kondisi panas etanol bersifat polar atau
dapat dikatakan etanol bersifat agak semipolar. Dalam kondisi dingin (suhu
kamar) etanol berikatan hidrogen dengan air dan antar molekulnya sehingga
etanol bersifat polar. Tetapi karena adanya pemanasan, menyebabkan terputusnya
ikatan hidrogen tersebut dan akibatnya etanol bersifat nonpolar. Sifat etanol
inilah yang dapat melarutkan kristal kolesterol yang bersifat nonpolar. Selain
itu, adanya penambahan suhu dapat meningkatkan energi kinetik dari partikel
sehingga akan mempercepat gerak molekul dan kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif akan semakin besar yang berakibat pada pelarutan kristal kolesterol
dalam etanol panas.
Tahap selanjutnya yaitu pendinginan kolesterol agar kristal kolesterol yang baru segera terbentuk. Kristal yang terbentuk
kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop elektron.
Berdasarkan hasil pengamatan
dapat dilihat bentuk dari kristal kolesterol adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Bentuk Kristal Kolesterol
Terbentuknya kristal kolesterol karena kolesterol terdapat dalam
konsetrasi tinggi, sehingga kolesterol tersebut akan mengkristal. Kristal kolesterol mempunyai sifat-sifat
yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan mempunyai titik didih 150
– 151oC.
VI.
KESIMPULAN
1.
Reaksi yang terjadi pada uji Liebermann_Burchard adalah
reaksi oksidasi, dimana pereaksi LB mengoksidasi kolesterol sehingga
menghasilkan senyawa-senyawa berwarna.
2.
Adanya
kolesterol dalam suatu bahan dapat ditentukan dengan reaksi Salkowski yaitu
reaksi antara kloroform dengan H2SO4 pekat. Adanya
kolesterol ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah, hijau, dan
biru.
3.
Dari percobaan dapat diketahui bahwa sampel yang
mengandung kolesterol adalah kuning telur ayam, putih telur ayam dan kuning
telur itik. Sedangkan uji negatif pada sampel putih telur itik.
4.
Kolesterol dengan konsentrasi yang tinggi akan
membentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dengan
titik lebur 150-151oC dan dengan bentuk seperti pada gambar berikut
:
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.
Depdikbud, Jakarta.
Fessenden
dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid
2 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Matsjeh,
Sabirin, Hardjono Sastrihamidjojo dan Respati Sastrosajdono. 1996. Kimia Organik II. Depdikbud, Jakarta.
Poedjiadi,
Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar
Biokimia. UI-Press, Jakarta
Syahmani
dan Sudarsih. 2010. Penuntun Praktikum
Biokimia. FKIP Unlam, Banjarmasin.
LAMPIRAN
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Kolesterol memiliki sebuah gugus alkohol. Satu dapat
juga mendehidrasi kolesterol (menghilangkan satu molekul air melalui
pemanasan). Tunjukkan struktur yang dapat Anda perkirakan dari dehidrasi
kolesterol itu.
Kolesterol yang terhidrasi memiliki struktur sebagai berikut :
2. Dapatkah senyawa dari struktur pada pertanyaan nomor 1
memberikan hasil positif pada uji Lieberman-Burchard?
JAWAB:
Tidak dapat, karena uji Lieberman-Burchard memberikan hasil yang positif
jika ditandai dengan munculnya warna biru. Warna ini disebabkan karena adanya
gugus hidroksi (-OH) dari kolesterol bereaksi dengan pereaksi Lieberman
Burchard dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang
berdekatan. Jadi, pada kolesterol yang telah terhidrasi maka tidak ada lagi
gugus hidroksi yang akan bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard dan tidak
terbentuk warna hijau sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut memberikan
hasil negatif.
3.
Kolesterol dalam jaringan kadang ter-esterifikasi oleh
asam-asam lemak.
a.
Gambarlah struktur dari kolesteril oleat.
Struktur Kolesteril Oleat
b.
Akankah ester ini memberikan hasil yang positif pada
uji Lieberman-Burchard?
JAWAB:
Tidak dapat, karena uji
Lieberman-Burchard memberikan hasil yang positif jika ditandai dengan munculnya
warna biru. Warna ini disebabkan karena adanya gugus hidroksi (-OH) dari
kolesterol bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard dan meningkatkan
konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang berdekatan. Sama halnya
dengan kolesterol yang terhidrasi maka pada kolesterol dalam jaringan yang
ter-esterifikasi oleh asam-asam lemak juga tidak ada lagi gugus hidroksi yang
akan bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard dan tidak terbentuk warna
hijau sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut memberikan hasil negatif.