Jumat, 31 Desember 2010

makalah reaksi kimia



MAKALAH REAKSI KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan struktur dan melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi beraksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri reaksi kimia yaitu : terbentuknya endapan, terbentunya gas, terjadi perubahan warna, terjadi perubahan suhu/temperature.

1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan reaksi kimia adalah untuk mengetahui apa itu reaksi kimia dan mengamati terjadinya atau berlansungnya reaksi kimia, dengan melihat perubahan-perubahannya yang berbeda dengan senyawa pereaksinya. Serta menulis beberapa reaksi kimia dan hasil reaksinya.

1.3 Permasalahan
Dalam membuat reaksi kimia, apabila pencampurannya tidak cukup (tidak setara) maka hasil reaksinya tidak terlihat dengan jelas ( tidak nampak perubahan yang terjadi pada reaksi tersebut). Dan dalam percobaan reaksi kimia, yang dibuat hanya mereaksikan dua jenis zat.



1.4. Ruang Lingkup
Percobaan tentang reaksi kimia, dilakukan dilaboratorium MIPA (Biologi,Fisika,dan Kimia), yang berada dibiro lama UNIGHA, jalan rawa,Sigli. Percobaan ini berada pada kondisi ruangan + 25 º C dan tekanan 1 atm.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kima yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Dalam Ilmu kimia, air dan alkohol digolongan senyawa, yaitu perpaduan dari dua jenis zat atau lebih dengan komposisi tertentu. Alkohol dapat terbakar karena karbon, oksigen dan hidrogen didalamnya membentuk ikatan yang kurang stabil dan dapat bergabung atau bereaksi dengan oksigen di udara, membentuk ikatan yang lebih stabil.
Apakah Reaksi kimia itu?
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti : perubahan warna, terbentuknya endapan, pelepasan gas dan pelepasan energi serta penyerapan energi.
Jika terjadi reaksi kimia, , dapat diamati 3 macam perubahan, yaitu :
a. perubahan sifat
b. perubahan susunan
c. perubahan energi
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi massa.
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi antara konsep unsur dan senyawa, dengan hukum terbentuk diatas diperoleh dalam Teori Atom Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini. Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga kini dapat diterima, yaitu ;
1. Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi
2. Atom merupakan bagian tekecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan unsurnya.
3. Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan ,tidak diciptakan dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
Reaksi kimia hanyalah penataan ulang susunan atom-atom yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum dasar kimia yaitu :
1. Hukum Lavoisier (Hukum kekekalan massa)
Lavoisier maenyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut Hukum Kekekalan Massa : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”
2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)
Proust menyimpulkan bahwa :” perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
3. Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda)
Yaitu berkaitan dengan pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa.
Jenis-jenis reaksi kimia,yaitu :
a. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.

contohnya :
CO2,H2O dan SO2
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
2C6H14O4 + 15O2 12CO2 + 14H2O
b. Penggabungan (Sintetis)
Pengabungan yaitu suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa ). Contohnya :
- 2H2 + O2 2H2O
- CO + 2H2 CH3OH
c. Penguraian
Penguraian yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Contohnya : 2 Ag2O 4Ag + O2
d. Penggantian
Penggantian yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.
Contohnya : Cu + 2Ag + Cu2+ + 2 Ag
e. Metatesis ( pemindahan tanggal )
Metasis adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3


Beberapa contoh reaksi kimia
1. Reaksi yang mengandung endapan
a. PbCr2O + K2(NO3)2 Pb (NO3)2 + K2Cr 3O7
b. PbOH + Na (NO3)2 Pb (NO3)2 + Na OH
Dari reaksi tersebut, keduanya menghasilkan endapan berwarna putih. Hal itu disebabkan karena larutan Pb(NO3)2 yang merupakan endapan larutan ini, karena Pb(NO3)2 mempunyai sifat padat.
2. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
a. K2Cr2O7 + NaOH K2OH + NaCr207
b. K2Cr2O7 + HCl K2Cl + HCr2O7
Pada larutan K2Cr2O7 yang awalnya berwarna orange dan NaOH yang berwarna putih, maka setelah dicampur akan menghasilkan warna kuning. Begitu juga dengan larutan K2Cr204 yang berwarna kuning, setelah dicampurkan dengan HCl berwarna putih akan menghasilkan warna orange.
3. Reaksi yang menghasilkan gas
a. Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2
Reaksi yang menghasilkan gas dapat terjadi bila lempengan logam seng (Zn) dicampurkan dengan larutan HCl.
Dari contoh-contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi kimia dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi akibat pencampuran dua zat seperti terbentuk endapan, perubahan warna, dan menghasilkan gas.
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang, yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam satuan zat tersebut. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dalam reaksi kimia, yaitu :
1. Reaksi kombinasi langsung
2. Reaksi penukargantian sederhana
3. Rekasi penukargantian rangkap
Rekasi kimia mengubah zat-zat asal menjadi zat-zat baru (produk). Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Cara pemaparan ini disebut persamaan reaksi. Misalnya, reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen membentuk air, dipaparkan sebagai berikut :
2H2O (g) + O2 (g) 2H2O (l)
Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dibaca “bereaksi menjadi”. Huruf kecil dalam kurung menyatakan wujud : g berarti gas, l berarti liquid (cairan), s berarti solid (padat), dan aq berarti aqueus (larutan dalam air).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Pemberian koefisien reaksi sesuai dengan teori atom Dalton, yang menyatakan bahwa dalam reaksi kimia atom-atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak dapat diubah menjadi atom lain, melainkan hanya mengalami perataan ulang. Persamaan rekasi yang sudah diberi koefisien yang sesuai disebut persamaan setara.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam 3 langkah :
1. Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat-zat perekasi serta nama dan keadaan zat-zat hasil reaksi.
2. Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi, lengkap dengan keterangan wujud/keadaannya.
3. Menyetarakan, yaitu memberikan koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Alat Dan Bahan
a. Alat
 Tabung reaksi

 Rak t
abung
b. Bahan
1. Na2CO3 0,1 N
2. BaCl2 0,1 N
3. Pb(NO3)2 0,1 N
4. Na3PO4 0,1 N
5. HCl 6 N
6. NaOH 6 N
7. NH4OH 6 N
2. Cara Kerja
a. Susun 7 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing tabung diberi label, yaitu :
1. Tabung 1 : Na2CO3 0,1 N
2. Tabung 2 : BaCl2 0,1 N
3. Tabung 3 : Pb(NO3)2 0,1 N
4. Tabung 4 : Na3PO4 0,1 N
5. Tabung 5 : HCl 6 N
6. Tabung 6 : NaOH 6 N
7. Tabung 7 : NH4OH 6 N
b. Memperhatikan isi tabung reaksi menurut petunjuk berikut dan mencatat perubahan yang terjadi pada setiap reaksi :
1. Mencampurkan ½ dari larutan NaOH ke larutan Pb(NO3)2
2. Mencampurkan ½ dari larutan HCl ke ½ larutan NaCO3
3. Mencampurkan larutan BaCl2 ke larutan Na2CO3
4. Mencampurkan sisa larutan HCl ke ½ larutan NaOH


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. NaOH + Pb(NO3)2 Na(NO3)2 + PbOH
Menghasilkan : ½ bening, ½ keruh, tidak ada endapan, mengeluarkan energi standar.
2. 2 HCl + NaCO3 H2CO3 + 2 NaCl
Menghasilkan : endapan, warna menjadi keruh, melepaskan energi standar beserta gas berupa CO.
3. BaCl2 + Na2CO3 BaCO3 + 2 NaCl
Menghasilkan : endapan, warna menjadi keruh, mengeluarkan gas dan sedikit melepaskan energi.
4. HCl + NaOH NaCl + H2O
Menghasilkan : warna bening, tidak terjadi endapan dan terdapat gelembung-gelembung gas.

B. Pembahasan
1. Terjadi endapan apabila larutan Na2CO3 dicampurkan dengan larutan HCl ataupun dengan BaCl2, karena larutan Na2CO3 lah yang merupakan endapan larutan ini.
2. Terjadi perubahan warna apabila larutan Na2CO3 dicampurkan dengan BaCl2 atau dengan larutan HCl, yaitu yang awalnya jernih menjadi keruh.
3. Terjadi gelembung gas apabila larutan HCl direaksikan dengan larutan NaOH karena larutan tersebut menghasilkan H2O yang menyebabkan terjadinya gelembung-gelembung gas.
4. Tidak terjadi endapan apabila NaOH direaksikan dengan HCl ataupun dengan larutan Pb(NO3)2

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan reaksi kimia,yaitu :
1. Suatu perubahan kimia ditandai dengan terbentuknya senyawa baru yang berbeda dengan senyawa pereaksinya.
2. Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila salah satu hal teramati diantaranya :
- Reaksi tersebut mengalami perubahan warna
- Ada terbentuk endapan
- Terjadi perubahan suhu atau terbentuk gas
3. Apabila Na2CO3 direaksikan dengan HCl ataupun dengan BaCl2 maka akan terbentuk endapan dan warna larutan tesebut menjadi keruh.
4. Apabila NaOH direaksikan dengan Pb(NO3)2 ataupun dengan HCl maka tidak ada terjadi endapan.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael, 2007. Kimia Untuk (SMA kelas X . Jilid 1 . Erlangga , Jakarta
Kimia, safrizal.2010.makalah reaksi kimia (online).http://safrizalkimia.blogspot.com/2010/04/makalah-reaksi-kimia.html

Rabu, 22 Desember 2010

KIMIA KOLOID : SIFAT FISIKOKIMIA KOLOID LAHAN GAMBUT


ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat fisika dan kimia dari koloid dan sistem koloid lahan gambut. Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang ilmu kimia berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup bersifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit, bumbu selada, mentega, keju, dan lain sebagainya.

Ada dua macam pengamatan dalam percobaan ini, yaitu dengan koloid artifisial dan koloid natural. Prosedur kedua pengamatan masing-masing sama, yang beda hanyalah bahan yang digunakan. Pada koloid artifisial, bahan yang digunakan adalah serbuk tanah gambut yang kemudian dilarutkan, sedangkan pada koloid natural, bahan yang digunakan adalah air gambut. Lalu keduanya diukur pH-nya dan diturunkan sampai 2 satuan hingga menjadi asam. Pengamatan dilakukan dengan menyinari larutan induk (tanah dan air gambut) dengan senter dan mengamati perbedaan yang terjadi. Langkah yang sama dilakukan tapi dengan menambahkan kanji 5%. Larutan induk juga ditambahkan dengan tawas dan ada juga dengan melakukan sentrifuge pada larutan.

Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah terdapatnya sifat fisika dan kimia koloid, yaitu  adanya efek Tyndall, terjadinya koagulasi dan gerak Brown, serta pH larutan yang menjadi asam. Penambahan kanji 5% menyebabkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan partikel-partikel koloid. Pada penambahan tawas, larutan menjadi jernih daripada larutan induk sebelumnya. Begitu juga pada perlakuan sentrifuge yang membuat larutan menjadi bersih dan bening yang sebelumnya kotor dan buram serta berwarna coklat.



Kata kunci : koloid, efek Tyndall, gerak Brown, koagulasi, sentrifuge


5.1                   Pendahuluan

5.1.1             Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia dari koloid dan sistem koloid lahan gambut.



5.1.2             Latar Belakang

Campuran dari gula-air, pasir-air, susu bubuk-air akan membentuk suatu disperse, yaitu penyebaran merata dua fase. Kedua fase tersebut terdiri atas fase zat yang didispersikan dan fase pendispersi. Fase zat yang didispersikan dikenal juga dengan istilah fase terdispersi atau fase dalam. Adapun fase pendispersi dikenal dengan istilah medium pendispersi atau fase luar. Pada umumnya, fase terdispersi memiliki jumlah molekul yang lebih kecil dibandingkan fase pendispersi.

Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid, semua cabang ilmu kimia berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup bersifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit, bumbu selada, mentega, keju, dan lain sebagainya.


    Dasar Teori
Keadaan koloid merupakan keadaaan antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan subdivisi ini, bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang tidak merupakan ciri dari bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984: 455).
Untuk memudahkan pembahasan sistem dispersi koloid, digunakan fase terdispersi berupa padatan dan fase pendispersi yang umum, yaitu air. Ukuran partikel zat terdispersi dalam koloid lebih besar daripada ukuran partikel di dalam larutan, tetapi lebih kecil daripada ukuran partikel zat yang terdispersi di dalam suspensi. Partikel zat terdispersi berukuran antara 10-7 cm sampai dengan 10-5 cm (1 nm – 100 nm) (Sutresna, 2007: 293).
Koloid seperti pada larutan kopi dan pada perairan rawa/gambut, bila dibiarkan dalam waktu yang lama, tidak akan terjadi proses pemisahan ataupun pengendapan. Bahkan dengan proses penyaringan/filtrasi, terkecuali dengan proses membran koloid sukar berdifusi karena ukuran partikelnya yang relatif besar. Larutan koloid biasanya keruh dan menyerakkan/memendarkan sinar yang mengenai larutan tersebut. Partikel-partikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar bila dibandingkan dengan partikel dari larutan kasar dengan massa yang sama. Atas dasar ini larutan koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Partikel-partikel koloid mempunyai muatan listrik akibat penyerapan ion-ion dalam larutan. Muatan partikel ini dapat positif atau negatif (Team Dosen Teknik Kimia, 2009: 47).
Dalam analisis kualitatif, kadang-kadang terjadi, bahwa suatu zat tak muncul sebagai endapan ketika pereaksi-pereaksi terdapat dalam konsentrasi sedemikian, sehingga hasil kali kelarutan zat itu telah jauh dilampaui, dan telah diambil tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan lewat-jenuh dari larutan tersebut. Begitulah, bila hidrogen sulfida dialirkan melalui larutan arsenik (III) oksida yang telah didinginkan, tak ada endapan yang dapat dibedakan bila kita memandang melalui campuran yang dihasilkan. Tetapi, larutan itu mendapat warna yang kuning tua, dan bila dipandang dengan cahaya terpantul, akan nampak adanya kabut (opalesens). Jika suatu berkas cahaya yang kuat dilewatkan pada larutan dan larutan ini diamati dengan mikroskop yang tegak lurus terhadap cahaya masuk, akan terlihat pembauran cahaya (titik-titik terang dengan latar belakang gelap). Pembauran cahaya ini ternyata disebabkan oleh terpantulnya cahaya oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam larutan (G. Svehla, 1985: 91).
Keadaan koloid bahan ditandai oleh ukuran-ukuran partikelnya yang terletak dalam daerah tertentu, yang mengakibatkan sifat-sifat khas tertentu dapat terlihat. Sifat-sifat koloid umumnya diperlihatkan oleh zat-zat yang ukuran-ukuran partikelnya terletak dalam batas antara 0,2 µm dan 5 nm (2×10-7 dan 5×10-9 m). Kertas saring biasa akan menahan partikel-partikel sampai diameter 10-20 µm (1-2×10-5 m), sehingga larutan koloid sama seperti larutan sejati, akan lolos melalui kertas saring biasa (ukuran ion adalah pada tingkat (order) 0,1 nm = 10-10 m). Batas penglihatan dibawah mikroskop adalah sekitar 5-10 nm (5-10× 10-9 m). Karena itu larutan koloid bukanlah larutan sejati. Penelitian yang lebih seksama menunjukkan bahwa larutan ini tak homogen, tetapi terdiri dari suspensi partikel-partikel padat atau cairan dalam suatu cairan. Campuran semacam ini dikenal sebagai sistem dispersi, cairannya (biasanya air dalam analisis kualitatif) disebut madium dispersi dan koloidnya disebut fase dispersi (G. Svehla, 1985: 92).
Keadaan koloid bukanlah suatu ciri dari zat tertentu apapun; praktis semua zat, apakah dalam keadaan normal berbentuk gas, cairan ataupun zat padat, dapat dijadikan koloid. Ada tiga bentuk yang diidealkan (dari) materi koloid, yaitu laminar, fibrilar dan korpuskular. Untuk materi dalam bentuk butiran, diameter menunjukkan ukuran partikel. Untuk partikel laminar (lembaran) dan fibrilar (serat), panjang, lebar dan tebal, semuanya diperlukan untuk menyatakan ukuran partikel. Tetapi hanya satu dari dimensi-dimensi ini diperlukan berada dalam jangka koloid agar bahan itu dikelompokkan sebagai koloid. Misalnya, sabun dalam suatu gelembung sabun dikelompokkan sebagai koloid, karena tebal lapisan sabunnya hanya beberapa molekul (Keenan, 1984: 456).
Ditinjau dari jenis partikelnya, ada tiga jenis koloid, yaitu :
    Dispersi koloid, terdiri atas zat-zat yang tidak larut dengan partikel-partikel yang terdiri dari gabungan banyak molekul. Misalnya dispersi koloid Au dengan jutaan atom emas, As2S3, koloid belerang dengan ribuan molekul S8 dan minyak dalam air.
    Larutan makromolekul, berupa larutan dari zat-zat dengan bentuk molekul yang besar hingga mempunyai ukuran kolid. Misalnya protein, hemoglobin, polivinil alkohol, polimer-polimer dalam pelarut organik atau larutan karet.
    Asosiasi koloid, terdiri atas larutan zat-zat yang larut dengan berat molekul rendah tetapi membentuk agregat-agregat. Misalnya larutan sabun.
(Team Dosen Teknik Kimia, 2009: 47-48)
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom maupun ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau sistem koloid. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebarkan) dan materi kontinu dalam mana partikel itu tersebar disebut zat pendispersi atau medium pendispersi (Keenan, 1984: 457).
disebut sistem dispersi. Dispersi koloid bersifat heterogen, terdiri atas fase terdispersi dan fase pendispersinya. Baik fase terdispersi maupun fase pendispersinya dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Dari beberapa jenis sistem dispersi, ada tiga bentuk yang penting yaitu bentuk sol, emulsi, dan gel (Team Dosen Teknik Kimia, 2009: 48).
Sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid adalah sebagai berikut: (Sutresna, 2007: 299 - 307)
1.    Efek Tyndall
Jika cahaya dilewatkan ke dalam sistem koloid, cahaya yang melewati sistem koloid tersebut terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini disebabkan oleh terjadinya efek Tyndall. Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram.
2.    Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena benturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek.
3.    Adsorpsi
Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya. Jika partikel koloid menyerap ion bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi di permukaan saja disebut adsorpsi atau penyerapan, sedangkan penyerapan yang terjadi di seluruh bagian disebut absorpsi.
4.    Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.
5.    Koloid liofil dan koloid liofob
Pada sol yang bersifat liofil, zat terdispersi ddapat menarik atau mengikat medium pendispersi. Pada sol yang bersifat liofob, zat terdispersi tidak dapat mengikat medium pendispersinya (air). Pada koloid liofil, pengikatan medium pendispersi disebabkan oleh gaya tarik-menarik (berupa gaya elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi. Pada koloid liofob, jumlah medium pendispersi harus tertentu (terbatas).
6.    Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil.
7.    Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang teradsorbsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan.
8.    Sistem koloid dalam pengolahan air
Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari tanah liat yang terdispersi di dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan melalui tahap-tahap penggumpalan pengotor (koagulasi), penyaringan pengotor, penyerapan bau dan zat kimia (adsorpsi), dan pembasmian kuman (desinfeksi).
Cara menstabilkan koloid adalah sebagai berikut:
1.    Menambahkan ion
Pada umumnya koloid padat (sol) dapat menyerap ion sehingga akan bermuatan listrik. Partikel koloid yang bermuatan akan tolak-menolak sesamanya. Akibatnya, koloid akan stabil dan tidak terkoagulasi. Contohnya koloid Fe2O3. x H2O dapat distabilkan dengan ion Fe 3+, karena menyerap ion tersebut.
2.    Dialisis
Koloid bermuatan akan stabil karena tolak-menolak antar partikel. Koloid jenis ini akan terkoagulasi jika dalam sistem terdapat ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid, karena partikel koloid menjadi netral. Koagulasi ini dapat dicegah dengan mengeluarkan ion tersebut secara dialisis.
3.    Menambah emulgator
Koloid dalam bentuk emulsi (tetesan cairan dalam medium cairan lain) dapat distabilkan dengan menambah zat lain yang disebut emulgator.
(Syukri. S, 1999: 462-463)

5.3    Metodologi
5.3.1    Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker gelas (500 mL dan 200 mL), pengaduk gelas, senter baterai, kertas lakmus, pipet tetes, gelas ukur, gelas arloji, tabung centrifuge, sentrifuge, neraca analitik.



5.3.2    Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah gambut, akuades, HCl 6 M, tawas, kanji 5%, air gambut/air rawa.

5.3.3    Prosedur Kerja
5.3.3.1    Koloid Artifisial (buatan)
1.    Membuat larutan koloid dengan cara: mengambil 15 gram serbuk tanah gambut, kemudian memasukkan ke dalam beaker gelas 500 mL dan menambahkan 500 mL akuades, mengaduk hingga membentuk larutan.
2.    Memisahkan antara bagian koloid dan endapan dengan cara mendekantir, lalu memasukkan ke dalam beaker gelas 500 mL. Larutan ini sebagai larutan induk.
3.    Mengambil larutan pada langkah (2) 200 mL lalu memasukkan ke dalam beaker gelas 200 mL.
4.    Melakukan penyinaran dengan senter baterai pada larutan koloid tersebut. Mengamati jalannya sinar, apakah meneruskan sinar, menyerap sebagian atau menyerap semuanya.
5.    Mengukur pH larutan pada langkah (3), kemudian menurunkan pH-nya sebanyak 2 satuan, dengan cara menambahkan HCl pekat 6 M tetes demi tetes. Mengamati perubahan yang terjadi.
6.    Mengambil 100 mL larutan induk, memasukkan ke dalam beaker gelas 200 mL lalu menambahkan 5 gram tawas, lalu mengaduk merata. Membiarkan selama 20 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.
7.    Mengulangi langkah (4), tetapi menambahkan 15 mL kanji 5%.
8.    Mengambil dua tabung centrifuge, mengisi masing-masing dengan larutan koloid hingga setengahnya. Melakukan sentrifuge pada 2000 rpm selama 15 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

5.3.3.2    Koloid Natural (alami)
1.    Mengambil 500 mL air gambut/air rawa yang berwarna coklat atau keruh. Larutan ini sebagai larutan induk.
2.    Melakukan hal yang sama pada larutan ini, seperti pada bagian 3.3.1 langkah 2-8.
5.4.2.1    Koloid Artifisial (buatan)
Pada percobaan 5.4.1.1 pada Tabel 5.4.1.1 dapat disimpulkan bahwa tanah gambut yang dicampur dengan akuades menghasilkan larutan induk setelah didekantir. Ketike dilakukan penyinaran, terlihat bahwa cahaya diserap sebagian. Ini membuktikan adanya efek Tyndall pada larutan induk. Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid dari larutan induk akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Setelah cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar akan tampak buram. Efek Tyndall digunakan untuk memperbedakan dispersi koloid dan suatu larutan biasa, karena atom, molekul kecil, ataupun ion yang berada dalam suatu larutan tidak menghamburkan cahaya secara jelas. Penghamburan cahaya pada larutan induk menjelaskan buramnya dispersi koloid.
Larutan induk diukur pH-nya dan terlihat bahwa anka pH yang ditunjukkan berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena sebagian partikel yang bebas dalam mediumnya. Partikel koloid selalu bergerak ke segala arah. Sesuai dengan teori yang menyatakan terjadinya gerak Brown. pH yang didapat adalah 6. pH diturunkan hingga 2 satuan sehingga pH-nya menjadi 4 dengan ditetesi HCl 6 M sebanyak 5 tetes. Penurunan pH terjadi karena larutan koloid tersebut menyerap ion-ion H+ yang berasal dari larutan HCl. Penambahan HCl 6 M digunakan untuk membuat larutan induk menjadi asam yang sebelumnya hampir netral.
Efek Tyndall juga terjadi pada penambahan kanji 5%. Cahaya yang diserap keseluruhan menjelaskan bahwa partikel koloid yang ada pada larutan memantulkan dan menghamburkan seluruh cahaya yang mengenainya, sehingga cahaya terlihat lebih terang.
Pada penambahan tawas, larutan yang setelah didiamkan selama 20 menit menjadi lebih jernih daripada larutan induk. Karena pada dasarnya larutan induk (larutan koloid) keruh dan memendarkan sinar yang mengenainya. Partikel-partikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar bila dibandingkan dengan partikel dari larutan kasar yang massanya sama. Atas dasar ini larutan koloid mempunyai daya adsorbsi yang besar. Partikel koloid larutan induk mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya yang menyebabkan partikel koloid menjadi bermuatan. Muatan dalam partikel koloid bukan disebabkan oleh ionisasi partikel seperti pada larutan, melainkan disebabkan oleh adanya ion lain yang diadsorpsi. Pada larutan induk dari tanah gambut, tanah yang terdispersi dapat diendapkan dengan penambahan tawas yang dapat membentuk koloid Al(OH)3. Koloid Al(OH)3 mengadsorpsi pengotor di dalam larutan induk, menggumpalkan, dan mengendapkannya sehingga larutan menjadi jernih. Al(OH)3 dapat melepaskan ion positif Al3+ dalam air dan akan menetralkan ion-ion negatif koloid dalam larutan sehingga penyerapan terhadap ion Al3+ mengakibatkan terjadinya koagulasi (penggumpalan) partikel koloid yang sudah tidak stabil, hingga mengendap. Reaksi yang terjadi adalah:
Al2(SO4)3   +   6 H2O             2Al(OH)3   +   3H2SO4
Pada langkah memasukkan ke dalam sentrifuge, setelah dikeluarkan terdapat endapan di dasar tabung dan larutan menjadi bening. Sentrifuge adalah alat yang melakukan pemisahan berdasarkan gravitasi, memanfaatkan gaya sentrifugal dimana analit dalam sampel dapat dipisahkan dengan gaya gravitasi yang menarik endapan ke dasar tabung. Sentrifuge mampu membuang warna dan bau pada larutan induk. Selain itu dapat menyingkirkan partikel-partikel pencemar sehingga larutan menjadi bening.

5.4.2.2    Koloid Natural (alami)
Melalui percobaan 5.4.1.2 pada Tabel 5.4.1.2 diketahui bahwa air gambut yang disinari dengan senter terlihat bahwa cahaya diteruskan seluruhnya. Partikel koloid pada larutan (air gambut) besar dan mengakibatkan cahaya diteruskan. Sama seperti tanah gambut yang juga menunjukkan efek Tyndall. pH larutan pada air gambut (larutan induk) adalah 6. pH diturunkan hingga 2 satuan dan menjadi 4 dengan penambahan HCl 6 M sebanyak 2 tetes. Sama halnya seperti tanah gambut, penambahan HCl 6 M digunakan untuk membuat air gambut menjadi lebih asam dari sebelumnya.
Sama seperti tanah gambut yang juga menunjukkan efek Tyndall. Pada penambahan kanji 5%, cahaya diserap keseluruhan (menyebar). Partikel-pertikel koloid dalam air gambut menyebar dan menghamburkan seluruh cahaya yang mengenainya, sehingga cahaya terlihat lebih terang.
Air gambut yang sudah ditambahkan dengan tawas dan didiamkan selama 20 menit menjadi lebih jernih daripada larutan induk (larutan air gambut sebelum ditambah tawas). Seperti pada larutan tanah gambut, larutan induk keruh dan memendarkan sinar yang mengenainya. Tapi setelah ditambahkan tawas, larutan menjadi jernih dan membentuk koloid Al(OH)3 yang mengadsorpsi pengotor di dalam air gambut, menggumpalkan, dan mengendapkannya dengan persamaan reaksi:
Al2(SO4)3   +   6 H2O             2Al(OH)3   +   3H2SO4
Air gambut yang ada di dalam tabung centrifuge dimasukkan ke dalam sentrifuge, setelah dikeluarkan larutan menjadi jernih (bening) dan terdapat sedikit endapan. Warna dan bau dari air gambut menjadi hilang, karena partikel-partikel pengotor dalam air gambut disingkirkan.

5.5    Penutup
5.5.1    Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi.
2.    Sifat-sifat dari koloid adlah efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, koagulasi, koloid liofil dan koloid liofob, koloid pelindung, dialisis, dan absorbsi.
3.    Percobaan penyinaran dilakukan untuk mengetahui adanya efek Tyndall (penghamburan cahaya).
4.    Penambahan HCl 6 M dilakukan untuk membuat larutan induk menjadi asam.
5.    Penambahan tawas digunakan untuk membuat larutan manjadi jernih.
6.    Penambahan kanji 5% menunjukkan cahaya pada larutan induk diserap keseluruhan.
7.    Sentrifuge membuat larutan menjadi bening dan terbentuk endapan dan dapat menyingkirkan warna dan bau serta partikel-partikel pengotor pada larutan induk.
8.    Penstabilan koloid dilakukan dengan cara menambahkan ion, dialisis, dan menambahkan emulgator.

5.5.2    Saran
Dalam percobaan praktikan diharapkan untuk lebih teliti dalam mengamati hasil. Praktikan harus memahami prosedur-prosedur kerja dalam praktikum sehingga percobaan menjadi lebih efektif dan efisien serta hasil yang didapat akan memuaskan dan sesuai dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA
diakses pada tanggal 18 des 2010

Keenan, 1984, Kimia untuk Universitas, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Rohman, Taufiqur dan Suhartono, Eko, 2001, Penuntun Praktikum Kimia Dasar II, Program Studi Kimia, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Sutresna, Nana, 2007, Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA, Grafindo Media Pratama, Bandung.

Svehla, G, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Syukri, S, 1999, Kimia Dasar, Jilid 2, ITB, Bandung.

Team Dosen Teknik Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

LAMPIRAN
Tugas:
1.    Apa yang dimaksud dengan koloid?
Jawab:
Koloid merupakan sistem yang terdiri dari dua komponen atau lebih yang bukan homogen (larutan), tetapi juga tidak heterogen (campuran) melainkan di antara homogen dan heterogen.

2.    Sebutkan beberapa jenis koloid beserta contohnya!
Jawab:
a. Dispersi koloid, terdiri atas zat-zat yang tidak larut dengan partikel-partikel yang terdiri dari gabungan banyak molekul. Misalnya dispersi koloid Au dengan jutaan atom emas, As2S3, koloid belerang dengan ribuan molekul S8 dan minyak dalam air.
b. Larutan makromolekul, berupa larutan dari zat-zat dengan bentuk molekul yang besar hingga mempunyai ukuran kolid. Misalnya protein, hemoglobin, polivinil alkohol, polimer-polimer dalam pelarut organik atau larutan karet.
c. Asosiasi koloid, terdiri atas larutan zat-zat yang larut dengan berat molekul rendah tetapi membentuk agregat-agregat. Misalnya larutan sabun.

3.    Sebutkan fase pendispersi dan fase terdispersi dari sol dan emulsi!
Jawab:
Nama tipe    Fase pendispersi    Fase terdispersi
Sol    Cairan
Padat
Gas    Padat
Emulsi    Cairan    Cairan
Padat


4.    Jelaskan manfaat penambahan tawas pada percobaan di atas.
Jawab:
Larutan koloid biasanya keruh dan berwarna coklat serta memendarkan/menyerakkan sinar yang mengenai larutan. Untuk itu digunakan tawas untuk menjernihkan larutan tersebut.

5.    Terangkan 3 cara menstabilkan koloid.
Jawab:
a.  Menambahkan ion
Pada umumnya koloid padat (sol) dapat menyerap ion sehingga akan bermuatan listrik. Partikel koloid yang bermuatan akan tolak-menolak sesamanya. Akibatnya, koloid akan stabil dan tidak terkoagulasi. Contohnya koloid Fe2O3. x H2O dapat distabilkan dengan ion Fe 3+, karena menyerap ion tersebut.
b. Dialisis
Koloid bermuatan akan stabil karena tolak-menolak antar partikel. Koloid jenis ini akan terkoagulasi jika dalam sistem terdapat ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid, karena partikel koloid menjadi netral. Koagulasi ini dapat dicegah dengan mengeluarkan ion tersebut secara dialisis.
c. Menambah emulgator
Koloid dalam bentuk emulsi (tetesan cairan dalam medium cairan lain) dapat distabilkan dengan menambah zat lain yang disebut emulgator.

Percobaan KESETIMBANGAN : HASIL KALI KELARUTAN


Dasar Teori
Reaksi kimia adalah perubahan spontan pereaksi menjadi hasil reaksi menuju kesetimbangan. Suatu kesetimbangan kimia mempunyai konstanta kesetimbangan yang nilainya bergantung pada suhu dan jenis kesetimbangan. Keadaan setimbang sistem dengan lingkungan yang ditandai kesamaan gaya, suhu, atau potensial listrik disebut dengan kesetimbangan statis karena tidak terjadi perpindahan materi antara sistem ke lingkungan. Sedangkan kesetimbangan yang terjadi dalam sistem itu sendiri dan bukan sistem dengan lingkungan disebut kesetimbangan dinamis, karena di dalam sistem terus berlangsung perubahan. (Syukri, 1999)
    Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium). Kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis.
    Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Kesetimbangan Homogen (homogeneus equilibrium), berlaku untuk reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada fasa yang sama. Contoh dari kesetimbangan fasa gas homogen adalah penguraian N2O4.
2.    Kesetimbangan Heterogen (heterogeneus equilibrium), reaksi reversibel yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda. Sebagai contoh, ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, kesetimbangan berikut akan tercapai:
 CaO (s) + CO2 (g)
DCaCO3 (s)
(Raymond Chang, 2001).  
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu. Meskipun pelarut-pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam air adalah yang paling penting dan bagus disini. Garam menunjukkan interval kelarutan yang besar dalam air. (Oxtoby, 2001)
    Kelarutan dapat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Suatu larutan lewat jenuh merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan itu dapat bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan bersifat endotermik. Akan tetapi ada zat yang bersifat eksotermik dalam melarut. Sedangkan pengaruh tekanan udara, tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil sekali terhadap kelarutan zat padat dan cair dalam pelarut cair. Akan tetapi kelarutan suatu gas bertambah dalam larutan bila tekanan parsial gas tersebut di permukaan bertambah besar. (Syukri, 1999)
    Larutan jenuh suatu garam, yang juga mengandung garam tersebut yang tak larut, dengan berlebihan, merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap mana hukum kegiatan massa dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka kesetimbangan yang berikut terjadi :
 Ag + + Cl -
D    AgCl
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat, sedang ion Ag + dan Cl – ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai
  
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru, Ksp, yang dinamakan hasil kali kelarutan :
    Ksp = [Ag+] [Cl-]
Jadi, dalam larutan jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan), hasil kali konsentrasi ion perak dan ion klorida, adalah konstan.
    Apa yang telah dikatakan untuk perak klorida, dapat diperluas secara umum. Untuk larutan jenuh suatu elektrolit AvABvB, yang ter-ion menjadi ion-ion vAAm+ dan vBBn- :
 vAAm+ + vBBn-
D    AvABvB
Hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dinyatakan sebagai :
    Ksp = [Am+]vA x [Bn-]vB
Jadi dapat dinyatakan, bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut, hasil kali konsentrasi dari ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion pangkat dengan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul elektrolit. Prinsip ini mula-mula dinyatakan oleh W.Nerst pada tahun 1889. (Svehla, 1999)
    Hasil kali kelarutan dihitung hanya untuk garam-garam yang sedikit dapat larut, karena hubungan Ksp berlaku tepat hanya untuk larutan encer. Kebanyakan garam ini dapat disebut tak-dapat-larut. Jika substitusi konsentrasi-konsentrasi ion yang diketahui ke dalam rumus hasil kali kelarutan menghasilkan harga perhitungan yang kurang dari Ksp untuk garam tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa tak terbentuk endapan. Jelas dari hubungan hasil kali kelarutan bahwa suatu ion tak dapat sepenuhnya dibuang dari larutan dengan membentuk endapan tak-dapat-larut dengan suatu ion lain. Tetapi, penambahan satu ion dengan sangat berlebihan dapat mengurangi konsentrasi ion lain sampai ke titik yang dapat diabaikan. (Keenan,1992)
    Apabila larutan jenuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu diturunkan maka akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam larutan. Tetapi dalam beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan larut. Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar daripada larutan jenuh normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan larytan lewat jenuh (supersaturated). (Petrucci, 1999)
Pertanyaan  mendasar yang dapat diajukan mengenai reaksi pengendapan ialah apakah reaksi ini dapat terjadi pada suatu keadaan tertentu.  Jika Q adalah nilai hasil kali ion-ion yang terdapat dalam larutan, maka kesimpulan yang lebih umum mengenai pengendapan dasar larutan adalah :
Pengendapan terjadi jika Q > Ksp
Pengendapan tak terjadi jika Q < Ksp
Larutan tepat jenuh jika Q = Ksp
(Petrucci, 1999)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki perbedaan, yaitu kelarutan menunjukkan posisi kesetimbangan suatu zat dalam larutan, pada suhu tertentu nilainya bervariasi bergantung dari jumlah pelarut, dan ada tidaknya ion sejenis di dalam larutan, sedangkan hasil kali kelarutan merupakan suatu konstanta keseimbangan, nilainya tetap pada suhu tertentu atau dapat dikatakan memiliki satu nilai pada satu temperatur, dan tidak dipengaruhi oleh jumlah pelarut dan jumlah ion senama yang terdapat dalam larutan. (Anonim, 2008)
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan padatan kristalin, yaitu:
1.    Suhu, kebanyakan garam anorganik akan bertambah kelarutannya apabila suhu dinaikkan.
2.    Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut organik. Air mempunyai momen dwikutub besar dan tertarik ke kedua kation dan anion untuk membentuk ion terhidrat.
3.    Pengaruh ion sama, sebuah endapan biasanya lebih larut dalam air murni daripada dalam sebuah larutan yang mengandung salah satu ion dalam endapan.
4.    Pengaruh Ion-Aneka Ragam, banyak endapan menunjukkan peningkatan kelarutan apabila garam yang tidak mengandung ion yang sama dengan endapan yang ada dalam larutan.
5.    Pengaruh pH, kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada pH larutan. Ion hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan kelarutan garam.
6.    Pengaruh hidrolisa, kelarutan demikian rendah hingga pH air tidak berubah secara nyata oleh hidrolisa dan kelarutan cukup besar hingga sumbangan ion hidroksida dari air dapat diabaikan.
7.    Pengaruh kompleks, kelarutan suatu garam yang sedikit larut tergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk kompleks dengan kation garam. Banyak endapan membentuk kompleks yang larut dengan ion dari pereaksi pengendapan sendiri. Kelarutan mula-mula turun, karena efek ion sama, melewati minimum dan kemudian naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata.
(Day and Underwood, 2002)

Kesimpulan
  1. Larutan jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang dapat larut dan padatan yang tidak dapat larut.
  2. Kelarutan adalah banyaknya zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu sehingga menghasilkan suatu larutan tepat jenuh.
  3. Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan antara larutan jenuh dengan padatannya pada suhu tertentu yang diperoleh dari hasil kali ion-ion pada kondisi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Kelarutan dan Ksp
http://belajarkimia.com/category/kelarutan-dan-Ksp/
Diakses tanggal 30 November 2008

Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Dasar Inti, edisi ketiga Jilid 2, hlm 66-70, Erlangga, Jakarta.

Day,R.A.Jr and AL. Underwood, 2002, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi keempat, hlm 227-237, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Keenan, 1992, Kimia Untuk Universitas, jilid 2, hlm 9, Erlangga, Jakarta.

Oxtoby, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, edisi keempat, jilid I, hlm 345, Penerbit    Erlangga, Jakarta.

Petrucci, Ralph. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid II, hlm 29 dan 337, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Svehla,G, 1990, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi V, hlm 73-74, Penerbit Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Syukri,S, 1999, Kimia Dasar, jilid II, hlm 316 dan 360-361, Penerbit ITB, Bandung.

ARIYANTI, DWITA.2010.KESETIMBANGAN : HASIL KALI KELARUTAN(online).
diakses pda tgl 18 des 2010

Rabu, 24 November 2010

Sahabat .,.,.,.



SAHABAT…..
JAUH SUDAH KAKI MELANGKAH
JAUH SUDAH MENGARUNGI SAMUDRA
JAUH SUDAH RASA RINDU TERTAHAN DALAM JIWA
JAUH SUDAH RASA TANGIS YANG MENGGONCANG JIWA NAN LARA
MENCARI DAN MENCARI DALAM  TUMPUKAN JERAMI
MENCARI DIPADANG ILALANG
MENCARI DIANTARA GELAPNYA MALAM
MENCARI DI TERIKNYA MATAHARI
SAHABAT…..
DUKA LARAKU
RASA RINDUKU
RASA SAYANGKU
DAN RASA KASIHKU
TELAH TEROBATI…..BEGITU KUTATAP WAJAHMU
SUBHANALLAH…….
YA AL-HADI…. YA AR RA’UF
KAU UJUDKAN DARI DUNIA MAYA MENJADI DUNIA NYATA
KETIKA IA BERDIRI DI DEPANKU…
KETIKA IA SENYUM YANG TAK PERNAH KU LUPA
SENYUM YANG BEGITUH INDAH
SENYUM YANG MEMBAWAK KESEJUKAN
AKU MENANGIS BUKAN KARNA SEDIH….AKU BAHAGIA BISA MELIHATMU LAGI
KETIKA TANGAN BERJABAT….KETIKA BADAN BERTAUT….
YA ALLAH KAU KEMBALIKAN SAHABATKU YANG HILANG DARI PANDANGANKU
SETIAP KATA YANG KELUAR DARI BIBIRMU
KUSIMAK SATU PERSATU…..
SEMUA CERITA MENGALIR BEGITU SAJA
DUKA LARAKU PUN KAU TAHU
SOBAT…….
KETIKA KAU CERITA TENTANGMU…..
MENANGIS AKU…KAU DIMATAKU SEMPURNA
KAU DIMATAKU TAK PUNYA CELA
NAMUN ADA SATU YANG BLUM DI BERI
MALAM INI KU BERSIMPUH PADAMU YA AR RAHMAN…YA RAHIM….
BERIKAN IA KEBAHAGIAN YANG BELUM IA JAMAH
BERI YA TAWA CANDA PELIPUR LARANNYA
BERIKAN IA IMAM YANG MEMBAWAK IA KEBAHAGIAN DUNIA AKHERAT
YA ALLAH JANGAN LAMA KAN LAGI SEMUA KEBAHAGIAN ITU
KU RASAKAN KESEDIHANNYA
KURASAKAN DUKA LARANYA
WALAU IA SELALU TERSENYUM….
BERIKAN IA KEBAHAGIAN SEPERTI YANG IA INGINKAN…
AKU SAHABATNYA MEMOHON PADAMU…..BERI IA BAHAGIA
BILA IA ADA SALAH PADAMU AMPUNI DIA…
BUKAKAN  CAHAYAMU DI RAUT WAJAH NAN AYUNYA
BUKKAN HATINYA YANG TERTUTUP DENGAN ASMAMU….
AGAR IA DAPAT MEMBERI DAN MEMILIH
KEBAHAGIAN YANG TELAH KAU GARISKAN DI TANGANNYA
UNTUKMU SOBAT DOAKU TAKKAN PUTUS UNTUKMU
AMIN.

Senin, 01 November 2010

sinopsis Twilight Saga

Twilight

Bella Swan baru saja pindah dari Phoenix, Arizona yang mayoritas bercuaca panas ke Forks, Washington yang mayoritas cuacanya hujan untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie, setelah ibunya, Renée, menikah dan tinggal bersama suami barunya, Phil, seorang pemain bisbol. Setelah pindah ke Forks, Bella akhirnya tertarik pada seorang pemuda misterius yang tampan, yang merupakan teman sekelasnya di pelajaran Biologi, Edward Cullen, yang ternyata merupakan seorang vampir vegetarian (vampir yang meminum darah hewan, bukan manusia). Edward mempunyai kemampuan seperti halnya vampir yang lain (kuat, cepat, apabila terkena matahari langsung maka tubuhnya berkilauan dan pada saat tertentu matanya dapat berubah warna)selain itu edward juga mempunyai sebuah bakat untuk dapat membaca pikiran orang lain.tapi dia tak mampu membaca pikiran bella. Pada awalnya, Edward berusaha menjauhi Bella karena Edward selalu merasa tergoda jika menghirup aroma darah Bella. Akan tetapi lama kelamaan akhirnya Edward dapat mengatasi masalah tersebut dan kemudian mereka pun jatuh cinta satu sama lain, yang membuat sekolah membicarakan mereka. Suatu ketika, Bella diajak untuk melihat keluarga Cullen bermain bisbol. Tanpa disangka, tiba-tiba datanglah sekelompok vampir nomaden yang terdiri dari James (vampir dengan bakat melacak), Victoria (vampir dengan insting melarikan diri yang luar biasa hebat dan merupakan pasangan dari James), serta Lauren. Begitu bertemu dengan Bella, James sudah mulai mengincar darah Bella. Semua anggota keluarga Cullen bersatu untuk menyelamatkan Bella. Bella melarikan diri ke Phoenix, Arizona bersama Alice (vampir dengan bakat melihat masa depan) dan Jasper (vampir dengan bakat mengendalikan perasaan di sekitarnya dan merupakan pasangan dari Alice). Saat kabur ke Phoenix, Bella dijebak oleh James. Untungnya Edward dan keluarganya segera menyadari hilangnya Bella dan segera bergegas untuk pergi menyelamatkan Bella. Edward tiba tepat pada waktunya dan berhasil menyelamatkan Bella, setelah itu mereka segera kembali ke Forks dan mengikuti acara prom yang diselenggrakan oleh sekolah mereka.

New Moon

Edward dan keluarganya meninggalkan Forks karena Edward percaya bahwa mereka dapat menempatkan Bella dalam bahaya.Edward memberi alasan bahwa dia tidak mencintai bella lagi dan berharap agar gadis itu melupakan cintanya pada edward. Bella jatuh dalam depresi berat, sampai akhirnya ia menemukan sahabat baru yang merupakan seorang werewolf, Jacob Black. Jacob dan werewolf lain dari sukunya harus melindungi Bella dari Victoria, vampir yang berusaha membalas dendam akibat kematian pasangannya, James, dengan berusaha membunuh Bella, yang merupakan pasangan Edward Cullen yang telah membunuh pasangannya. Akibat suatu kesalah pahaman, Edward menyangka Bella sudah meninggal karena bunuh diri(Bella terjun dari tebing untuk mencari kesenangan). Edward pun memutuskan untuk menyusul Bella(edward pernah berkata bahwa dia tak bisa hidup jika bella tak ada) dengan meminta sekeluarga vampir senior di Volterra, Italy, tapi kemudian dihentikan oleh Bella dan Alice yang menyusul Edward ke Volterra, Italy. Mereka bertemu dengan Klan Volturi dan mereka dapat dibebaskan untuk pergi asalkan Bella harus menjadi vampir suatu saat nanti. bella pun menyanggupinya dengan voting suara dari keluarga cullen. Bella dan Edward bersama kembali, dan Keluarga Cullen kembali ke Forks..

Eclipse

Sang vampir Victoria yang masih berkeliaran di forks untuk membalas dendam kepada Bella membuat suatu pasukan "vampir baru" untuk membantu melawan Keluarga Cullen dan membunuh Bella. Sementara itu, Bella harus memilih antara hubungannya dengan Edward atau persahabatannya dengan Jacob(karna ternyata jacob cinta juga pada bella). Keluarga cullen dan Geng werewolf Jacob terpaksa bekerja sama untuk memusnakan vampir-vampir baru buatan victoria.Sehingga mereka sukses membasmi Victoria beserta pasukkannya. Jacob pun marah mengetahui pilihan Bella yang memutuskan untuk menjadi vampir.Dia berusaha menyakinkan bella bahwa gadis itu juga mencintainya meskipun tidak sebesar cintanya kepada edward.namun bella menyadarkannya bahwa bella tidak akan sanggup hidup tanpa edward disisinya. akhirnya dengan berat hati ia merelakan hubungan Edward dengan Bella dan untuk beberapa saat dia pergi jauh dari hidupnya bella.

Breaking Dawn

Bella dan Edward menikah, tapi bulan madu mereka terpotong setelah Bella mengetahui bahwa dirinya hamil. Kehamilannya berjalan amat cepat dan membuat Bella menjadi lemah. Ia hampir meninggal saat melahirkan putrinya yang setengah manusia dan setengah vampir, Renesmee, tetapi Edward menyuntikkan Bella dengan racunnya agar tetap hidup dan berubah menjadi vampir. Seorang vampir dari klan lain melihat Renesmee dan menyangkanya sebagai "immortal child"--anak yang telah digigit oleh vampir, dimana melawan peraturan vampir, kemudian ia menginformasikannya kepada Klan Volturi. Keluarga Cullen mengumpulkan vampir-vampir yang dapat menjadi saksi bahwa Reneesme bukan "immortal child". Keluarga Cullen dan para saksi mata berhasil meyakinkan para Volturi bahwa Renesmee bukan merupakan ancaman, dan mereka hidup tenteram. Dalam novel ini Sudut pandang sempat beralih kepada sudut pandang Jacob, yang menceritakan bagaimana kehidupan Jacob saat menemani Bella yang sedang sekarat dan bagaimana dia bernafsu membunuh Renesmee yang menurut Jacob telah membunuh Bella tetapi akhirnya Jacob malah mencintai Renesmee dan melindunginya mati-matian

Tokoh Utama

Bella Swan
Adalah tokoh protagonis dari seri ini, Bella digambarkan sebagai gadis ceroboh dan "Magnet Bahaya". Ia juga diceritakan selalu memiliki rasa percaya diri yang rendah dan selalu merasa tak pantas di sisi Edward. Bella memiliki mata dan rambut berwana kecoklatan. Ia imun terhadap kekuatan supernatural yang berkaitan dengan pikirannya, seperti kemampuan Edward untuk membaca pikiran. Setelah ia bertransformasi menjadi vampir di buku keempat, Bella mendapat kekuatan yang dapat membuat perlindungan bagi dirnya sendiri maupun orang di sekitarnya menjadi imun terhadap berbagai kekuatan supernatural lainnya.

Edward Cullen
Edward adalah seorang vampir yang hidup di dalam Keluarga Cullen, mereka adalah vampir yang "vegetarian". Edward digambarkan memiliki rasa benci yang luar biasa pada Jacob Black yang juga mencintai Bella. Dalam Breaking Dawn, ia mulai menganggap Jacob sebagai saudara dan juga teman. Seperti vampir lainnya, Edawrd juga memiliki kemampuan khusus; ia dapat membaca pikiran orang lain. Bella imun terhadap kekuatannya ini, namun setelah berubah menjadi vampir, Bella dapat meruntuhkan pertahannannya tersebut.

Jacob Black
Adalah karakter pendukung di dalam novel pertama, Jacob diperkenalkan sebagai anggota dari suku Quileute. Ia muncul kembali dalam New Moon dengan peranan lebih besar, menjadi werewolf dan sahabat baik Bella yang dimana saat itu sedang mengalami depresi akibat ditinggalkan Edward. Meskipun ia jatuh cinta pada Bella, Bella mengangapnya hanya sebatas kawan baik. Di dalam Eclipse Bella sadar bahwa ia juga mencintai Jacob meskipun tak sebesar rasa cintanya pada Edward. Dalam Breaking Dawn, Jacob akhirnya menemukan belahan jiwanya yaitu putri dari Bella dan Edward, Renesmee, hal ini yang membuat sakit hati pada diri Bella.
 
♥ Rachmawaty ♥ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template